Kasus Skandal Profesi Akuntan Publik


Beberapa tahun lalu, kita diguncang peristiwa rontoknya perusahaan raksasa top dunia. Beberapa perusahaan seperti Enron dan Worldcom yang dinyatakan bangkrut oleh pengadilan, karena salah strategi dan memanipulasi akuntansi yang melibatkan profesi Akuntan Publik yaitu Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen.
Bagaimana bisa terjadi manipulasi keuangan di bawah pengawasan auditor dari Enron yaitu Arthur Andersen. Laporan keuangan maupun akunting perusahaan yang diaudit oleh perusahaan akunting ternama di dunia, Arthur Andersen, penuh dengan kecurangan (fraudulent) dan penyamaran data serta syarat dengan pelaggaran etika profesi. Selama tahun 2000, sahan Enron diperdagangkan antara $60 sampai $90, dan mencapai puncaknya di bulan Agustus yaitu di harga $ 90.56, dan pada akhir tahun ditutup dengan harga $80. Di tahun 2001, saham Enron mengalami kecenderungan yang secara tajam mengarah ke bawah sampai titik saham Enron hampir tidak berharga. Pada 2 April 2002, saham Enron berharga hanya 24 sen.
Akibat gagalnya Akuntan Publik Arthur Andersen menemukan kecurangan yang dilakukan oleh Enron maka memberikan reaksi keras dari masyarakat (investor) sehingga berpengaruh terhadap harga saham Enron di pasar modal. 
Perusahaan akuntan yang mengaudit laporan keuangan Enron, Arthur andersen, tidak berhasil melaporkan penyimpangan yang terjadi dalam tubuh Enron. Di samping sebagai eksternal auditor, Arthur andersen juga bertugas sebagai konsultan manajemen Enron. Besarnya jumlah consulting fees yang diterima Arthur Andersen menyebabkan KAP tersebut bersedia kompromi terhadap temuan auditnya dengan klien mereka.  KAP Arthur Andersen memiliki kebijakan pemusnahan dokumen yang tidak menjadi bagian dari kertas kerja audit formal. Selain itu, jika Arthur Andersen sedang memenuhi panggilan pengadilan berkaitan dengan perjanjian audit tertentu, tidak boleh ada dokumen yang dimusnahkan. Namun Arthur Andersen memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan.
Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Akibatnya, banyak klien Andersen yang memutuskan hubungan dan Arthur Andersen pun ditutup
Pada tanggal 25 Juni 2002, datang berita yang mengejutkan bahwa perusahaan raksasa, WorldCom juga mengalami masalah keuangan. Kemajuan dari kagagalan membuat dua pembuat undang-undang AS, Michael Oxley dan Paul Sarbanes, menggabungkan usaha mereka dan mengemukakan perundang-undangan perubahan tata kelola yang lebih dikenal sebagai Sarbanes-Oxley Act of 2002 (SOX 2002).
Menyusul perkembangan WorldCom, bursa dunia dilanda kepanikan. Permintaan perlindungan kepailitan oleh perusahaan disikapi sebagai tanda-tanda ekonomi AS akan suram. Akibatnya:
Indeks Dow Jones Industrial Average di bursa saham New York jatuh ke titik terendah sejak 14 Oktober 1998 pada posisi 8.019,26 poin setelah jatuh 390,23 poin pada perdagangan terakhir pekan lalu.
Harga saham WorldCom di bursa Nasdaq kini tinggal US$0,09. Padahal, pada 1999, harga sahamnya sempat meroket ke posisi US$64. Kejatuhan indeks Dow Jones di bursa Wall Street itu juga disikapi negatif oleh bursa di dunia lainnya.
Di Eropa, misalnya, pada awal perdagangan kemarin, indeks Euro Stoxx 50 jatuh 2,3% ke posisi 2.634,5 poin. Bahkan sebelumnya, posisinya mencapai rekor terendah sejak empat tahun lalu pada 2.602,6. Di London indeks FTSE 100 turun 1,6% menjadi 4.033,2. Di Paris, indeks CAC 40 anjlok 2,0% ditutup pada 3.257,3. Sementara indeks DAX 30 kehilangan 2,0% menjadi 3.794,7.
Di Asia. Indeks Nikkei-225 di bursa Tokyo ditutup melemah 0,1% atau 13,35 poin pada posisi 9.982,24. Begitupun dengan di Hong Kong, ditandai melemahnya indeks Hang Seng 2,2% dan ditutup pada 10.110,25.Sementara di barometer bursa Asia, Singapura, indeks Straits Times Industrial ditutup pada 1.536,14 akibat kehilangan 24,04 poin.
Di dalam negeri, Bursa Efek Jakarta (BEJ) juga mendapat imbasnya ditandai penurunan indeks harga saham gabungan (IHSG) 9,576 poin ditutup pada 475,274 poin.
Skandal keuangan yang terjadi dalam Enron dan Worldcom yang melibatkan KAP yang termasuk dalam “the big five” mendapatkan respon dari Kongres Amerika Serikat, salah satunya dengan diterbitkannya undang-undang (Sarbanex-Oxley Act) yang diprakarsai oleh senator Paul Sarbanes (Maryland) dan wakil rakyat Michael Oxley (Ohio) yang telah ditandatangani oleh presiden George W. Bush. 
Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP dilarang memberikan jasa non-audit kepada perusahaan yang di-audit. Berikut ini adalah sejumlah jasa non-audit yang dilarang:
  • Pembukuan dan jasa lain yang berkaitan.
  • Desain dan implementasi sistem informasi keuangan.
  • Jasa appraisal dan valuation
  • Opini fairness
  • Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemen
  • Broker, dealer, dan penasihat investasi
Kegagalan Enron dan WorldCom yang melibatkan Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen memicu perubahan ekspektasi baru untuk tata kelola perusahaan dan profesi akuntansi di US dan Kanada dan pelaporan di seluruh dunia. Kegagalan ini menimbulkan krisis yang serius terhadap kredibilitas akuntansi, pelaporan, dan proses tata kelola perusahaan sehingga oleh politisi U.S diciptakan kerangka kerja baru terhadap akuntabilitas dan tata kelola perusahaan melalui Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk memulihkan kepercayaan yang cukup dan untuk menjadikan pasar modal kembali berfungsi normal.



Ulasan mengenai kasus diatas
Pentingnya peran profesi Akuntan khususnya Akuntan Publik di pasar modal guna melindungi kepentingan publik sehingga Akuntan perlu menjaga kualitas dan kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat dalam memberikan informasi mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan menjadi tantangan yang harus dihadapinya.
Informasi yang diberikan akuntan dapat memberikan reaksi dari masyarakat (investor) yang akhirnya dapat mempengaruhi aktivitas di pasar modal. Oleh karena itu profesi akuntan dituntut untuk memberikan lebih dari sekedar pekerjaanya mengingat pentingnya peranan akuntan publik dalam menunjang efektifnya kegiatan di pasar modal.

Sumber:

Leave a Reply